Sejarah Piala Uber

JIKA putra punya kejuaraan bulutangkis beregu yang namanya Piala Thomas, maka di sektor putri juga ada turnamen bergengsi yang disebut Piala Uber. Ide untuk mengadakan turnamen tersebut muncul karena mereka (putri,red) "cemburu" dengan apa yang sudah terjadi pada sektor putra (Piala Thomas,red).

Lama hanya jadi penonton setia, akhirnya muncul prakarsa dari Betty Uber yang mau mendonasikan trofi untuk diperebutkan para pemain wanita. Betty Uber adalah pebulutangkis wanita asal Inggris.

Piala Uber untuk pertama kalinya diperebutkan pada tahun 1957. Dalam kejuaraan yang berlangsung di Lytham St Annes, Lancashire, Inggris, itu ada 11 negara yang berpartisipasi dan Amerika Serikat keluar sebagai juara setelah di final menaklukkan Denmark dengan skor 6-1. Awalnya, Piala Uber diadakan setiap tiga tahun sekali. Tetapi sejak tahun 1984, turnamen tersebut diadakan setiap dua tahun sekali dan diselenggarakan bersamaan dengan Piala Thomas (baik waktu dan tempat), kejuaraan beregu untuk putra yang dimulai lebih awal pada tahun 1948.

Hingga saat ini, Piala Uber sudah diperebutkan sebanyak 21 kali. Namun dari perjalanan tersebut, hanya empat negara yang mendominasi dan pernah menjadi juara, yakni China, Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia.

China yang paling sering menjadi juara. Tim 'negeri tirai bambu' itu sudah 10 kali menggenggam trofi tersebut, bahkan dalam lima perhelatan terakhir mereka sangat perkasa dan tak bisa ditandingi oleh negara mana pun.

Bagaimana dengan Indonesia? Prestasinya di ajang ini tak seperti di Piala Thomas. Putri-putri Indonesia baru tiga kali menjadi juara, yakni pada tahun 1975/76, 1994 dan 1996--bandingkan dengan Piala Thomas di mana Indonesia sudah 13 kali menjadi juara.

Nah, kesempatan untuk mencatat lagi namanya di daftar juara Piala Uber datang lagi pada tahun 2008 ini. Sebagai tuan rumah, Indonesia diharapkan bisa meruntuhkan dominasi China yang memang sangat kokoh di sektor putri.


0 komentar to "Sejarah Piala Uber"

testing

Followers

Other WidGet